It’s Seventeen Fanfiction
‘Soonhoon’
It’s only a story. Don’t take any problem with this
absurd fict.
PG-13
Failed Humour
.
Gloriousuga Present
.
This Kid
.
Enjoy it!^^
.
.
.
Chapter 1 : Who
is this little boy?!
Suatu malam, di
sebuah dorm berisikan 13 anak ayam, eh salah, 13 laki – laki yang tampan, atau
lebih kita kenal sebagai ‘Seventeen’, tengah terjadi perang dunia yang ketiga,
atau sebut saja kegemparan yang cukup meriuhkan(?)
“Jeonghan hyung,
Minghao hyung mengambil gadgetkuuu!!!” – Chan
“Seokmin hyung!
Jangan mengikutiku terus!” –Seungkwan
“Menyingkirlah,
Kwon Soonyoung!” –Jihoon
“Ambil kalau
bisaaaa~~” –Minghao
“Wonwoo hyung,
matikan lampu kamarnyaa!” –Mingyu
Sedangkan
paara member lain tengah bersantai di
depan televisi. Beberapa bungkus snack ukuran besar, lalu kaleng – kaleng
minuman soda, dan tak lupa sisa kulit kacang yang berserakan turut menyertai
malam penuh kebahagiaan bagi member Seventeen ini.
Hari ini adalah
hari yang cukup bebas mengingat mereka baru saja menyelesaikan come back
mereka. Bahkan beberapa jam yang lalu mereka baru saja melakukan good bye stage
di salah satu statisiun televisi yang cukup terkenal. Jadi mereka bisa
bersenang – senang.
Bahkan 15 menit
yang lalu mereka sudah menghabiskan beberapa porsi makan malam yang cukup besar
untuk ukuran lelaki umur 20-an. Benar – benar memang.
Ting tong
Sebuah suara bel
sepertinya cukup untuk membuat perang dunia ketiga versi seventeen seperti
di-pause. Tak ada satupun manusia yang bergerak. Bahkan Minghao dan Chan
melupakan kejadian kejar – kejaran mereka tadi.
1 Detik..
2 Detik..
3 Detik..
Tak ada yang
bergerak. Seungcheol melirik semua member satu persatu. Jeonghan sudah kembali
dengan cucian piring yang menumpuk, begitu juga dengan Jisoo di sebelahnya.
Jihoon dan Soonyoung sudah kembali ke alam peluk – pelukan mereka. Chan dan
Minghao melanjutkan acara kejar mengejar mereka. Dan member lain tampaknya
tidak peduli.
Akhirnya
Seungcheol menendang bokong Mingyu yang berada dalam jangkauan kaki jenjangnya.
Hingga lelaki inggi tersebut terjungkal dengan tidak elitnya.
“Buka pintunya,
Kim Mingyu!” Perintah Seungcheol.
Mingyu bangkit
perlahan sembari mengusap bokongnya yang ditendang Seungcheol dengan sadisnya.
Tak lupa mulut seksehnya mengeluarkan mantra cacian paling kejam seantero kamar
Jihoon dan Soonyoung.
Dia membuka
pintu dengan kesal. Bersiap menyemprot siapapun yang datang pada jam 8 malam
seperti ini.
“Annyeong haceyo.”
Mingyu celingak
– celinguk menatap keadaan halaman dorm. Tadi Mingyu dengar ada suara anak
kecil, tapi dimana anak itu? Di luar dorm juga sepi. Duh hari ini hari apa ya?
Malam Jum’at bukan? Mingyu merinding dibuatnya. Jangan – jangan ada...
“Ahjucci, aku
dibawah cini!”
Mingyu
menundukan kepala dan menemukan seorang anak lelaki kecil yang tengah tersenyum
imut ke arahnya. Disamping bocah kecil itu terdapat sebuah koper yang besarnya
sama dengan tinggi bocah itu. Akhirnya Mingyu berjongkok dan tersenyum ke arah
anak kecil itu.
“Oh. Adik kecil
mau mencari siapa?” Tanya Mingyu lembut.
Bocah itu
menatap Mingyu dengan polos. Kedua tangannya ditautkan di depan perutnya,
seperti meragukan sesuatu. “Eomma dan Appa.”
Mingyu
mengerutkan keningnya. “Eomma dan Appa?” Ulang Mingyu memastikan. Bocah itu
mengangguk imut. “Siapa nama Appa dan Eommamu?”
“Kalo Appa Kwon
Soonyoung, kalo Eomma Lee Jihoon.” Jawabnya polos.
Tunggu...
Tunggu...
Tunggu...
Tung-
“Mworago?!!”
Mingyu teriak
histeris disertai tatapan kagetnya yang alay, pemirsah.
.
.
Setelah kejadian
Minyu yang berteriak tadi, Seungcheol selaku leader paling tanggap langsung
mengumpulkan semua member. Kemudian dia menyuruh Chan mengambil sebuah kursi
kecil untuk bocah yang mengaku sebagai anakanya Jihoon dan Soonyoung ini.
Mereka bertiga
belas menatap bocah kecil itu dengan seksama. Mulai dari kepalanya, yang
menggunakan beanie warna abu – abu, lalu wajahnya, yang sangat imut, kemudian
tubuhnya, yang terbalut jaket warna biru tua, dan kaki mungilnya yang
terbungkus kaos kaki warna – warni.
Mereka tak sadar
jika kegiatan mereka ini membuat si kecil menunduk ketakutan dengan tatapan
mereka yang cukup tajam.
Dan untung saja
Jeonghan sadar, jadi bocah ini tidak terus – terusan takut.
“Heh, tatapan
kalian menakutinya!” Bentak Jeonghan, dan hal itu sempat membuat si kecil
terlonjak kaget dan menampilkan ekspresi kaget imut yang mengundang senyuman
semua member.
“Hey adik kecil,
siapa namamu?” Tanya Jisoo tersenyum ke arah bocah itu.
Bocah itu sempat
ragu, kemudian mendongak menatap mata Jisoo. “Kwon Younghoon.”
Semua member
memperhatikan bocah itu. Sedangkan bocah itu menatap semua member dengan takut
– takut.
Jihoon menatap
iba pada bocah kecil yang menurutnya mirip Soonyoung itu. Kemudian dia
memanggilnya. “Younghoon-ie, kemarilah.” Ujar Jihoon.
Bocah itu
bangkit dan menghampiri Jihoon yang duduk bersila sejajar dengan Soonyoung lalu
duduk diantara kaki Jihoon. Kemudian Jihoon memeluknya pelan dan mengelus
puncak kepalanya.
“Woah, Jihoon
hyung memang eommanya ya!” Seru Seungkwan.
Jihoon berdecak.
“Heh berisik. Ini anak kecil, masa kau mau memarahinya!”
“Coba kau
perhatikan.” Ujar Seungcheol. Semua member langsung tertuju ke arahnya. “Mata
bocah ini sangat mirip Soonyoung.”
Mereka beralih
menatap mata Younghoon, kemudian menatap mata Soonyoung. Berulang kali.
“Memang mirip
sih. Tapi hidung dan bibirnya mirip Jihoon.” Ujar Jun.
Mereka melakukan
hal yang sama lagi. Membandingkan Jihoon dan Younghoon.
“Tarik satu
kesimpulan dari sini.” Ujar Seungcheol.
Semua member
tampak berpikir. Younghoon hanya memperhatikan mereka heran sembari menatap
semuanya dengan polos.
“Dia memang anak
Jihoon dan Soonyoung.” Kata Wonwoo santai. “Kemungkinan 90 persen Younghoon ini
memang anak Jihoon dan Soonyoung.”
Soonyoung
meliriknya. “Memangnya hingga 90 persen? Darimana kau dapat menyimpulkannya?”
“Dari bentuk
fisiknya. Kalau kau ingin buktinya lagi, lakukan tes DNA.” Jawab Wonwoo.
Semua member
menatap Soonyoung, Jihoon dan Younghoon bergantian. Hal ini cukup rumit jika
dibandingkan dengan Chan yang kehilangan robot dan baju putih Minghao yang
ketumpahan susu cokelat.
“Appa?” Panggil
Younghoon. Entah karena alasan apa, dari sekian member Seventeen, hanya
Soonyoung yang menoleh.
Younghoon
merentangkan tangannya ke arah Soonyoung. Menandakan dia ingin dipangku
Soonyoung. Sedangkan lelaki berambut blonde itu tersenyum lembut dan mengangkat
Younghoon dari pangkuan Jihoon dan mendudukan bocah kecil itu di pahanya.
Semua member
menatap proses pindah Younghoon dari tangan Jihoon ke tangan Soonyoung. Aneh
saja rasanya, melihat Soonyoung begitu lembut terhadap anak kecil.
“Bagaimana jika
manager hyung menanyakan tentang Younghoon?” Celetuk Chan dan hal itu sukses
membuat semua member Seventeen berpikir.
Lama mereka
terdiam dengan pikirannya masing – masing. Jihoon melirik jam dinding yang
menggantung di atas televisi, pukul 9 lewat 15 menit. Ini sudah cukup larut
untuk seorang anak kecil bernama Younghoon yang sedang menguap.
“Younghoon-ie,
ayo tidur.” Ujar Jihoon yang disahuti gelengan dari bocah kecil itu.
“Aku mau tidul
kalo digendong Appa.” Jawabnya. Kemudian Jihoon menatap Soonyoung, dan dibalas
anggukan oleh perfomance team leader itu.
“Younghoon-ie
cuci kaki dan ganti baju dulu. Baru nanti Appa gendong Younghoon hingga tidur.
Arraseo?”
Selanjutnya
Soonyoung dan Jihoon bangkit menuju kamar mereka yang letaknya tak jauh dari
ruang televisi.
“Eh, Soonyoung.”
Panggil Seungcheol, Soonyoung langsung menoleh. “Setelah kau menidurkan
Younghoon, temui kami disini.”
Soonyoung
mengangguk dan melanjutkan perjalanannya ke kamar.
.
.
Jihoon membuka
koper besar yang menyertai Younghoon tadi. Dia mengeluarkan sebuah piyama
bergambar pororo yang disipakan entah oleh siapa dan memakaikannya ke tubuh
mungil Younghoon.
Kemudian Jihoon
membawa Younghoon ke kamar mandi dan membersihkan kaki mungil Younghoon.
Setelah dia langsung menyerahkan Younghoon ke Soonyoung.
Soonyoung
membawa Younghoon ke luar dorm untuk mencari angin segar. Sekalian menidurkan
bocah mungil ini dengan gerakan tubuhnya yang pelan dan penuh irama.
Setelah beberapa
menit Soonyoung mendengar suara hembusan nafas teratur. Younghoon sudah
terlelap. Kemudian dia kembali ke kamar dan menidurkan Younghoon di tengah
kasur yang biasa Ia dan Jihoon pakai.
“Younghoon sudah
tidur?” Tanya Jihoon. Soonyoung mengangguk dan menghampiri Jihoon yang tengah
duduk bersila di karpet sembari mengeluarkan isi koper Younghoon.
Soonyoung
memicingkan matanya melihat sebuah kertas berwarna biru muda yang berisi sebuah
tulisan. Kemudian dia mengambilnya dan langsung membacanya.
‘Annyeong
haseyo, Kwon Soonyoung dan Lee Jihoon. Ini anakmu, Kwon Younghoon. Umurnya 2
tahun sekarang dan dia akan berumur 3 tahun bulan Mei nanti. Tolong jaga dia
baik – baik.’
“Apa itu?” Tanya
Jihoon memperhatikan Soonyoung.
“Aku tak yakin,
tapi pasti ini dari pengasuhnya Younghoon.” Ujar Soonyoung sembari memberikan
secarik kertas tersebut kepada Jihoon.
Jihoon
membacanya sekilas, lalu mengembalikannya kepada Soonyoung. Entah dia tidak
terlalu peduli atau dia tengah banyak pikiran. Sehingga dia memutuskan untuk
lebih fokus pada tiga buah botol ukuran besar dengan karikatur lucu.
“Kau tahu aturan
pemberiannya?” Tanya Soonyoung. Jihoon menggeleng.
“Lalu?”
Soonyoung bertanya lagi. Jihoon memutuskan untuk meraih kaleng susu yang cukup
besar tersebut dan membaca tulisan – tulisan di sekeliling kaleng tersebut.
“7 hingga 8
sendok takar untuk usia 2 tahun. Seduh dengan air hangat.” Gumam Jihoon.
“Soonyoung, aku
minta tolong buatkan air panas, lalu masukan ke dalam termos dan bawa kemari,
lalu sebotol air minum biasa, untuk membuat susu Younghoon.” Perintah Jihoon.
Soonyoung langsung melessat ke dapur.
Dalam perjalanan
ke dapur, sudah seharusnya Soonyoung melewati ruang tengah. Semua member
menatapnya ketika dia baru saja keluar dari kamar.
“Tunggu
sebentar, aku masih membuat air panas untuk susu Younghoon.” Ujar Soonyoung.
Semua member
mengangguk dan membiarkan Soonyoung melanjutkan langkahnya ke arah dapur.
Soonyoung meraih
ceret yang biasa Jeonghan pakai untuk memasak air panas. Setelahnya Ia memasukan
air ke dalam ceret secukupnya, tak lupa dia menyalakan kompornya. Lalu dia
mengambil sebuah termos ukuran sedang dan sebuah wadah minum biasa untuk dia
cuci.
Setelah ceret
berbunyi dan mengeluarkan uap, tanda air sudah mendidih, Soonyoung menuangkan
air panas ke dalam termos dan menuangkan air biasa ke wadah minum. Kemudian dia
kembali ke kamar.
Soonyoung
langsung memberikan termos dan botol minum tadi kepada Jihoon. Jihoon langsung
saja membuat susu seperti anjuran penggunaan dan meletakan botol susu bergambar
jerapah tersebut di atas nakas yang tak jauh dari tempat tidur mereka.
“Ayo kita ke
ruang tengah.” Ujar Soonyoung setelah Jihoon merapikan barang – barang Younghoon.
Lelaki mungil tersebut mengangguk dan mengikuti langkah Soonyoung menuju ruag
tengah.
.
Jihoon dan
Soonyoung memposisikan dirinya dikelelingi semua member. Mereka merasa bahwa
tatapan para memebr seperti akan menusuk dan menguliti mereka. Duh, Jihoon dan
Soonyoung kan’ jadi ngeri sendiri.
“Sekarang
ceritakan pada kami.” Ujar Seokmin memulai pembicaraan.
Jihoon
mengerutkan keningnya. “Cerita apa?” Jawabnya.
Seungcheol tampak
menghela napas. “Darimana asal bocah kecil itu?” Tanyanya.
“Kami tidak
tahu.” Ujar Soonyoung.
“Heh, ulat, jelas
– jelas bocah itu mirip dirimu, kau masih mau mengelak dari kami, huh?” Sahut Wonwoo
cepat.
“Mengelak
bagaimana, sih? Demi apapun aku tak tahu darimana asal bocah itu!” Ujar
Soonyoung sedikit membentak.
“Kau
menelantarkan Younghoon, ya hyung?” Tanya Minghao polos. Soonyoung dan Jihoon
langsung menatapnya garang.
“Duh
menelantarkan apanya lagi.” Ujar Jihoon. “Kalau aku menelantarkannya, bocah itu
mungkin saja sudah gizi buruk.”
“Marga bocah itu
juga Kwon.” Tambah Hansol berspekulasi.
“Heh, bule alay,
banyak orang lain juga bermarga Kwon. Memangnya margaku langka begitu!” Sahut
Soonyoung sewot.
“Heh hyung!
Jangan seenak jidatmu memanggilku bule alay!” Hansol menjawab dengan sedikit
berteriak.
Prak
Sebuah remote
televisi sukses mengenai kepalanya dengan cukup keras. Ternyata Jeonghan
melemparnya, bung!
“Jangan berisik!
Kau bisa membangunkan Younghoon!” Ujarnya galak.
Jihoon
menengahi. “Biar aku meluruskan ini–”
“Memangnya
daritadi ini bengkok?” Sahut Mingyu cepat.
Jihoon
mendengus. “Diam, kampret. Aku belum selesai bicara.” Bentak lelaki mungil
tersebut. “Kalian semua tahu aku dan Soonyoung punya hubungan khusus. Tapi demi
suara teriakan para stylish noona, aku dan Soonyoung belum pernah melakukan ‘anu
– anu.”
Chan dan Minghao
mengerutkan keningnya bingung. “Anu – anu?”
Seungkwan yang
berada di tengah mereka langsung menginterupsi supaya dua member Seventeen yang
paling polos tersebut untuk tidak bertanya lebih lanjut. Supaya kepolosan para
maknae-line tidak tercemari. Padahal dia sendiri sudah tidak polos.
“Benar. Selama
kita satu dorm, aku dan Jihoon belum pernah ‘anu – anu’ disini.” Sahut Soonyoung
meyakinkan.
“Jadi sebelum
kita satu dorm, kalian sudah pernah ‘anu – anu’?” Ujar Seungcheol. Sontak saja
Soonyoung dan Jihoon menggeleng heboh.
Dua sejoli itu
menghela nafas frustasi. Kan mereka juga tidak tahu darimana asal si Younghoon
ini, malah ditubuh dengan bukti – bukti absurd buatan mereka. Kan jadi tambah
rumit lagi.
“Lebih baik kita
selesaikan besok. Ini sudah pukul setengah sebelas dan aku yakin kalian semua
butuh istirahat.” Ujar Jisoo.
“Baiklah.
Semuanya, ayo tidur!” Seru Seungcheol dengan suara kerasnya dan disertai satu
tepukan tangan yang cukup keras.
Plak
Satu geplakan
keras diterima Seungcheol dari Jeonghan. Bonus tatapan tajam dan serangkaian
kalimat...
“Younghoon
sedang tidur!!”
.
.
Jihoon dan
Soonyoung memasuki kamar mereka dengan lesu. Soonyoung langsung merebahkan
dirinya menyamping ke arah Younghoon yang sedang tidur dengan polosnya. Sedangkan
Jihoon masih menutup tirai kamar dan mematikan lampu utama, menyisakan lampu
tidur yang masih menyala dengan cahaya remang.
Soonyoung
mengusap puncak kepala Younghoon hati – hati, takut membangunkan bocah mungil
tersebut. Kemudian Jihoon ikut merebahkan dirinya di sisi ranjang yang lain. Posisinya
sama dengan Soonyoung, menghadap Younghoon.
Jihoon menarik
selimut biru muda untuk menutupi tubuh mereka bertiga. Kemudian mengecup pipi
Younghoon perlahan. “Selamat malam, Kwon Younghoon.” Ujarnya.
Soonyoung
tersenyum melihat Jihoon yang mencium pipi Younghoon. Kemudian lelaki itu
menatap Jihoon dengan penuh arti.
“Aku tidak
menyagka akan mendapatkannya secepat ini.” Ujar Soonyoung.
Jihoon
menggeleng. “Hey, kemungkinan dia bukan anak kita. Bisa saja orang tak
bertanggung jawab membuang bocah sepolos ini dan menyuruhnya berbohong.”
“Ingatlah, bocah
kecil tak pernah berhasil dalam praktek berbohong.” Jawab Soonyoung.
“Lagipula aku
tak merasa pernah melakukan ‘anu – anu’ dengan dirimu.” Sahut Jihoon. Soonyoung
terkekeh setelahnya.
“Atau kau ingin
membuatkan adik untuk Younghoon? Mau laki – laki atau perempuan?” Tanya Soonyoung
jahil. Sontak saja Jihoon merona dan mencubit lengan Soonyoung.
“Tidur sana.
Otakmu sudah tidak beres, Kwon Soonyoung!” Ujar Jihoon.
Soonyoung
tersenyum melihat pipi merona Jihoon, lalu lelaki itu mendekatkan wajahnya ke
arah Jihoon. Kemudian mengecup kening pemuda mungil itu cukup lama. Atau lebih
lama dari biasanya.
“Selamat malam,
Lee Jihoon. Aku mencintaimu.”
Jihoon tersenyum
menatap Soonyoung.
“Selamat malam
juga, Kwon Soonyoung.”
TBC
Hehehe..
Hahaha.. Hihihi /gajelas/
Duh ini cerita
apaan? Kok absurd banget sih? Siapa sih authornya? /gasadardiri/
Bai deu wei, ini
fanfict pertama aku loh. Yang sebelumnya yang judulnya ‘I’m here for you’ itu Cuma
fanfict coba – coba aja. Mana gak ada yang ngefav ato ngefollow gitu
/nunduksedih/
Yah semoga
cerita ini berkembang lebih lanjut dan lebih absurd ya/?
Dan jangan kaget kalo di fanfiction.net ada cerita ini juga, soalnya aku juga ngepost disna juga^^
Lastly, Mind to review?^^